I. DISTILASI
A. Tujuan Praktikum
Tujuan
dari praktikum Mesin dan Peralatan ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui konstruksi dasar
alat/mesin pengolahan hasil pertanian, bagian-bagian utama alat berikut fungsi
masing-masing bagian.
2. Mengetahui mekanisme kerja
alat/mesin.
3. Mengetahui cara-cara
pengoperasian alat/mesin berikut cara pengaturan alat sesuai yang
dikehendaki/disyaratkan.
4. Mengetahui penampilan teknis
mesin yang meliputi:
a. Kapasitas alat dan mesin.
b. Klasifikasi kualitas produk.
c. Randement produk.
d. Tingkat/derajat kebersihan
produk.
B.
Tinjauan Pustaka
Proses pembuatan
minyak kayu putih ini menggunakan syste destilasi atau penyulingan dengan
menggunakan sebuah ketel sebagai komponen utama dan beberapa komponen pendukung
seperti pipa-pipa kondensor untuk proses penyulingan dan penampungan hasil
sulingSaat proses penyulingan berlangsung penempatan bahan dan fluida kerja
berada pada satu ketel. Didalam ketel bahan baku daun kayu putih dan fluida
kerja dibatasi oleh sebuah papan kayu yang berpori yang berfungsi sebagai sekat
( Baride, 2009 ).
Destilator
dengan pengaliran air destilasi menggunakan system bulu atau cangkang (
Bernasconi et al, 1995 ). Destilator terdiri dari Destilator 1 dan Destilator
II, terbuat dari piap stainless steel dengan diameter 4 inchi dan panjang
masing-masing 140 dan 120 cm. Destilator berfungsi merubah alcohol dalam bentuk
uap manjadi cair ( Lay, 2009 ).
Untuk menghemat
ruang dalam kapal ikan dengan ukuran tangki air bersih, maka air bersih
sebaiknya tidak disediakan di pelabuhan, tetapi air bersih disediakan melalui
destilasi air laut dengasn memanfaatkan energy panas motor yang dibuang melalui
air pendingin yang keluar dari motor dan memasukannya kedalam destilator.
Proses ini dimaksudkan untuk menghemat ruang di kapal. Untuk maksud tersebut
maka perlu dirancang sebuah destilator dikapal ( Dominggus, 2006 ).
Ekstraksi minyak
kulit jeruk dapat merupakan suatu7 usaha pemanfaatan limbah industri sari buah
jeruk yang menghasilkan nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pengolahan buah
jerukini untuk mendapatkan nilai tambahnya masih beelum banyak dilakukan.
Ekstraksi minyak kulit jeruk dapat dilakukan baik dengan metode prees dingin
maupun metode destilasi ( Anton, 1996 )
Minyak atsiri
merupakan minyak yang diekstrak dari tanaman yang memiliki banyak kegunaan,
terutama dalam industry farmasi, kosmetik, dan aroma terapi untuk kesehatan.
Untuk itu perlu dikembangkan alat destilasi minyak atsiri agar minyak atsiri
lebih memasyarakat dan sumber daya alam dalam bidang perkebunan dapat lebih
dimanfaatkan. Untuk tujuan tersebut diatas, maka dibuat alat destilasi skala
kecil dengan menggunakan bahan yang lebih murah agar terjangkau oleh mayarakat
yang ingi memproduksi sendiri minyak atsiri atau melakukan percobaan –
percobaan dalam rangka pengembangan proses destilasi minyak atsiri. Kualitas
minyak atsiri tergantung dari kondisi bahan baku, kepadatan bahan baku, jenis
material alat dan lamanya proses destilasi ( Nanang, 2005 ).
Destilasi adalah
proses pemindahan, yaitu memisahkan komponen-komponen di dalam suatu campuran,
membuat kenyataan bahwa bebrapa komponen lebih cepat menguap daripada yang
lain. Uap mengandung komponen tertentu yang lebih banyak yaitu yang mudah
menguap, sehingga terjadi pemisahan. Pada destilasi berfraksi, uap dimampatkan
kemudian diuapkan kembali sehingga pemisahan lebih lanjut terjadi (Earlie,
1969).
Larutnya minyak
dalam air akan mempermudah tekanan uap dari komponen dan mengurangi kemampuan
komponen untuk menguap. Karena kurangan tekanan uap tergantung dari jumlah air,
maka bahan yang mengandung komponen larut dalam air dan bertitik didih tinggi
sebaiknya disuling dengan uap air dan tidak dapat disuling dengan metode
penyulingan air. Sebagai contoh, jika minyak mawar disuling dengan metode
penyulingan uap, maka feneletil alcohol tidak terdapat dalam minyak bunga atau
dal;am air suling (Guenther, 1987).
Cara melaqkukan
destilasi adalah mula-mula menimbang dan merajang daun jeruk purut, kemudian
dilakukan penguapan selama 6 jam. Minyak asiri diperoleh dengan cara memisahkan
minyak dari air dengan menggunakan labu pemisah minyak. Randemen minyak aswiri
yang dihasilkan dapat mencapai 2,77% (Rukmana, 2003)
Bila zat non volatil dilarutkan kedalam suatu zat cair,
maka tekanan uap zat cair tersebut akan turun. Pada larutan yang mengandung dua komponen volatil yang dapat bercampur sempurna, maka tekanan uap
masing-masing komponen akan turun. Hukum Raoult menyatakan bahwa tekanan uap
masing-masing komponen berbanding langsung dengan fraksi molnya
(Anonima,
2011).
Proses distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan,
dilanjutkan dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah
yang terpisah untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi adalah
kesetimbangan senyawa volatil antara fasa cair dan fasa uap (Anonimb, 2011).
Distilasi adalah suatu proses yang melibatkan
campuran liquid atau uap yang terdiri dari dua atau lebih komponen dipisahkan menjadi fraksi
komponen yang diinginkan, dengan memasukan dan mengeluarkan panas. Pemisahan komponen
dari campuran liquid dengan distilasi tergantung pada titik didih masing-masing
komponen. Dan juga tergantung pada konsentrasi, karena masing-masing mempunyai
karakteristik titik didih. Sehingga proses distilasi tergantung pada
karakteristik tekanan uap campuran liquid. Dalam kolom distilasi akan terdapat transfer panas atau
energi yang tentu akan menaikan tekanan uap, di mana tekanan uap berhubungan
dengan titik didih. Liquid akan mendidih pada saat tekanan uapnya sama dengan
lingkungannya. Kemudahan liquid untuk
mendidih tergantung pada jumlah komponen volatile yang ada pada liquid. Liquid
dengan tekanan uap tinggi (high volatility) akan menguap pada temperatur
yang lebih rendah. Distilasi terjadi karena adanya perbedaan komponen
volatility pada campuran liquid (Anonimc, 2011).
C.
Metadologi
1. Destilator

Gambar 1.1 Alat/Mesin Distilasi
Bagian Utama dan
Fungsi :
a.
Kompor
listrik : memanaskan bahan
yang akan didistilasi,
b.
Erlenmeyer : menampung bahan yang akan
didistilasi,
c.
Pipa
penghubung : menghubungkan
erlenmeyer dengan kondensor,
d.
Kondensor
: mendinginkan cairan,
e. Penampung
air : menampung air dingin,
f.
Penampung
produk : menampung produk distilasi.
1.2 Prinsip Kerja
Alat
Prinsip kerja alat
ini adalah memisahkan air dengan minyak berdasarkan perbedaan titik didih.
1.3 Mekanisme Kerja
Alat
Mekanisme kerja
alat ini adalah produk dimasukkan dalam tabung yang
berisi air kemudian air setelah itu dididihkan
sehingga zat yang terkandung dalam produk larut dengan air yang mendidih.
Campuran uap air dan zat destilan menguap melalui pipa pendingin sehingga
menghasilkan embun dan akhirnya hasil destilat berupa minyak ditampung dalam
bak penampung destilator.
2. Bahan
a.
Daun kayu manis.
b.
Air

D.
Hasil dan Pembahasan
Destilasi merupakan suatu cara untuk memisahkan
air dengan minyak melalui proses pemanasan. Suhu yang digunakan antara
70 -800 C. Rasio pelarut 1:4 dan waktu yang dibutuhkan 4-5 jam
tergantung sesuai bahan dan keinginan kita. Produk dalam air yang telah dipanasi akan
mendidih sehingga zat yang terkandung dalam produk larut dengan air yang
mendidih dan menguap melalui pipa pendingin yang pada akhirnya mengembun
menjadi cair. Cairan ini
merupakan campuran antara air dengan minyak kemudian ditampung dalam bak
penampung destilat.
Randement berbading
lurus dengan berat produk destilat yang diperoleh besar maka randementnya juga
semakin besar. Destilat dipengaruhi oleh suhu pemanasan, banyaknya produk dan
air yang digunakan, lama proses destilasi serta titik didih komponen yang akan
dipisahkan. Apabila suhu pemanasan semakin besar maka waktu yang diperlukan
untuk melakukan proses distilasi juga semakin singkat atau cepat. Untuk
memperoleh hasil yang optimal, suhu harus disesuaikan dengan jumlah produk agar
waktunya juga dapat efisien. Semakin rendah titik didih suatu komponen pada
bahan maka proses distilasi akan berlangsung lebih cepat. Bahan yang didistilasi
biasanya bersifat mudah menguap apabila dipanaskan. Hal itu dipengaruhi oleh
perbedaan berat jenis pada bahan dengan pelarut (air) serat karena perbedaan
titik didih pada keduanya. Bahan yang biasa digunakan adalah kayu putih,
cengkeh, kenanga, dan kemiri. Untuk hasil destilat yang lebih murni dapat dilakukan
proses destilasi secara bertingkat atau kontinyu dengan prinsip kerja alat yang
sama serta mencoba mengganti berbagai bentuk kondensor.
Kelemahan dari
penyulingan cara ini adalah karena tidak baik digunakan untuk bahan-bahan yang
mengandung fraksi sabun, bahan yang larut air dan bahan yang disuling dapat
hangus jika suhu tidak diawasi. Minyak ini terjadi melalui proses penguapan,
pengembunan, penampungan dan pemisahan. Dalam proses penguapan karena terjadi
pemanasan uap dari air dan bahan, maka minyak yang terikat pada sel-sel daun
akan terlepas dan menguap bersama-sama dengan uap air. Kedua uap ini suhunya
masih tinggi. Untuk memperoleh minyak yang diharapkan maka uap tersebut perlu
diembunkan. Pengembunan dilakukan dengan alat pengembun (kondensor)yang
menghasilkan kondensat. Kondensat harus dilakukan pemisahan karena masih
terdapat minyak atsiri dengan air.
Pemisahan
didasarkan pada berat jenis kedua fraksi. Minyak mempunyai berat jenis lebih besar
daripada air, minyak atsiri akan mengumpul dibagian bawah alat pemisah
sedangkan air berada pada bagian atas alat pemisah.
Faktor
yang dapat mempengaruhi proses distilasi antara lain lama distilasi, bobot awal
produk, sumber panas dari kompor listrik, volume air untuk melarutkan zat yang
terkandung pada bahan.
E. Kesimpulan
1.
Destilat dapat digunakan untuk memisahkan dua komponen
dalam suatu bahan yang berbeda titik didihnya dengan proses pemanasan sebagai
tahap utamanya.
2. Beberapa
hal yang mempengaruhi proses destilasi
-
jumlah
bahan yang di distilasi
-
suhu
yang digunakan
-
titik
didih komponen dalam bahan
-
berat
jenis bahan dengan pelarut (air)
3.
Bahan yang biasa di destilasi adalah bahan yang bersifat volatile yaitu
mudah menguap.
4.
Kelemahan
dari penyulingan cara ini adalah karena tidak baik digunakan untuk bahan-bahan
yang mengandung fraksi sabun, bahan yang larut air dan bahan yang disuling
dapat hangus jika suhu tidak diawasi.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
distilan adalah bobot produk, banyaknya air, berat bahan bakar, besarnya api
pemanas, suhu pemanas, bahan yang digunakan dan alat distilasi itu sendiri,
6.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses distilasi adalah lama distilasi produk, berat awal produk,
sumber panas dari kompor dan volume air yang melarutkan zat yang terkandung di
dalam bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012.
Destilasi Pemisahan Air dan
Minyak Cengkeh. www.finderonly.com (diakses
pada tanggal 14 Mei 2012 16.00)
Apriyanto, Anton. 1996.Ekstraksi Dan Karakterisasi
Minyak Kulit Jeruk Pontianak. Teknik Pangan dan Gizi. Fateta IPB. Bogor.
Baride. 2009.Tinjauan Sistem Penyulingan Minyak Kayu Putih, Teknik Mesin.
Earle. 1969. Satuan
Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Sastra Hudaya. Bogor
Guenther. 1987. Minyak
Atsiri. Universitas Indonesia. Jakarta
Lay,
A. 2009.Rekayasa Teknologi Alat Pengolahan Biotenol dari Nira
Aren. Jakarta.
Nanang. 2005. Alat
Destilasi Minyak Atsiri Skala Industri Kecil, Teknik Industri.
Rukmana. 2003. Uasaha
Jeru Purut Dalam Pot Dan Di Kebun. Kansius. Yogyakarta.
Sahabura, Dominggus. 2006.Desain Destilator Untuk
Destilasi Air Laut Pada Kapal Penangkap Ika,Teknik Mesin. Ambon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar