VIII. OVEN DAN PENGADUKAN
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Mesin dan Peralatan ini antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui konstruksi dasar
alat/mesin pengolahan hasil pertanian, bagian-bagian utama alat berikut fungsi
masing-masing bagian.
2. Mengetahui mekanisme kerja
alat/mesin.
3. Mengetahui cara-cara
pengoperasian alat/mesin berikut cara pengaturan alat sesuai yang
dikehendaki/disyaratkan.
4. Mengetahui penampilan teknis
mesin yang meliputi:
a. Kapasitas alat dan mesin.
b. Klasifikasi kualitas produk.
c. Randement produk.
d. Tingkat/derajat kebersihan
produk.
B.Tinjauan Pustaka
1.
Oven
Virgin
coconut oil merupakan salah satu minyak yang mempunyai banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Karena tingginya kandungan lemak jenuh rantai pendek dan
sedang. Virgin coconut oil dapat dibuat dengan cara pengadukan (Haryani, 2006).
Pembuatan
pati aren secara umum dilakukan melalui tahapan pemarutan empulur, perendaman
dan pengadukan, penyaringan, pengendapan, dan pengeringan. Sebuah mesin
pengaduk tipe baling-baling telah dikembangkan untuk meningkatkan kapasitas dan
kualitas pati aren sekaligus membantu mengurangi kejerihan kerja pada proses
pengadukan. Penelitian ini bertujuan mengkaji kinerja mesin pengaduk tersebut
pada proses pembuatan pati aren. Percobaan dilakukan dengan variasi perendaman,
lama pengadukan, dan rasioempulur-air (Purwantana, 2008).
Pengolahan
lindi menggunakan proses elektrokoagulasi telah banyak dilakukan baik secara batch
ataupun kontinyu. Tingkat keefektifan pada penelitian terdahulu belum
maksimal karena memiliki kelemahan dalam pemilihan bentuk elektroda dan sistem
pengadukan. Penelitian menggunakan variasi luas permukaan elektroda, kecepatan
pengadukan dan jumlah alat pengaduk (Andjarwati, 2009).
Pengeringan
daun sirih dilakukan dalam oven yang dilngkapi dengan sirkulasi udara, pada
suhu 40-450C selama 12 jam. Penggunaan oven ini memungkinkan
pengendalian suhhu pengeringan (dibandingkan pengeringan dibawah sinar
matahari). Efisiensi proses maserasi ditentukan dengan menentukan kadar eugenol
masing-masing maserat pada waktu 24,72 dan 72 jam (Arifin, 2010).
Pembuatan
tepung dilakukan menurut dua cara. Cara pertama: jarum tiram segar dicuci
bersih, kemudian diblender sampai menjadi bubur halus, selanjutnya dikeringkan
dalam oven (sahu500C dan 600C selama 24,48, dan 72jam) hingga menjadi tepung
yang diharapkan. Cara kedua: jarum tiram segar dibersihkan dari
kotorean-kotoranya, ditimbang 100 g, dipotong-potong, kadar karbohidrat tiram
putih (0,63% b/b), lemak (0,10% b/b), relative rendah (Widyastuti, 2003).
Banyak jenis oven beredar
dipasaran , sepert rack oven dan mechanical oven. Rack oven merupakan oven
konvensional, yaitu oven dengan rak-rak tempat meletakan adonan. Pilih oven
sesuai kapasitas produk (Sutomo, 2009).
Sari buah dipanaskan hingga
mencapai suhu 800C-850C. Pemanasan tersebut dilakukan
selama 10 menit sejak suhu tersebut dicapai. Selama pemanasan tersebut,
dilakukian pula proses pengadukan (Fachrudin, 2002).
Oven listrik ini punya timer, pengatur
suhu dan elemen panas yang ada di atas dan dibawah. Dengan timer kita tidak akan lupa sudah memanggang
berapa menit. Dengan pengatur suhu kita bisa menentukan suhu oven, tidak perlu
kira-kira seperti pada oven tangkring (kecuali kalau beil termometer untuk oven
tangkring). Dengan elemen panas yang ada di atas dan di bawah oven kita bisa
mengatur panas, apakah mau panas dari atas atau dari bawah (Anonima, 2009).
2.Pengadukan
Pengadukan
menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu pada suatu bahan di
dalam bejana, dimana gerakan itu mempunyai pola sirkulasi. Pengadukan
(agitation) adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan di dalam bahan
yang diaduk secara acak dari bahan satu ke bahan yang lain, sehingga dapat
mengurangi ketidaksamaan komposisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam
suatu bahan. Tujuan utama dari pengadukan tersebut adalah terjadinya
pencampuran (Anonimb, 2009).
Gas
diperlukan untuk pengembangan adonan selama pemanggangan yang sudah tentu juga dapat berasal dari sumber lain seperti
misalnya agensia peragi yang di tambahkan, dari uap yang
timbul selama pemanggangan dan dari pengembangan gelembung udara yang meresap
ke dalam campuran selama pemanggangan. Kemudian di harapkan struktur
akan menghasilkan tekstur dan volume yang maksimal (Zein, 1978).
Mixer roti/mixer adonan/pengaduk adonan/planetary
mixer bekerja berdasarkan teori
perputaran planet, dimana beater berputar mengitari bowl dimana bowl tidak berputar, sehingga menghasilkan
adonan yang rata dan lembut. Aplikasi: mengaduk adonan tepung dan jenis bahan
makanan yang sangat kental, mengaduk keju, adonan pastry dan croissant, aneka
tepung, mentega, mengaduk bahan makanan encer (AnoniAda beberapa golongan pencampuran untuk adonan
yaitu (1) pencampuran tingkat tunggal, (2) pencampuran tingkat tiga, (3) metode
pengkriman, (4) metode pencampuran dan (5) metode gula air. Pencampuran tingkat
tungal adalah yang termudah dan terdiri dari pemasukan dari semua bahan kedalam
mangkok pencampur dan mengocoknya dengan pendera kawat/pengocok sampai homogen. Maka akan menghasilkan produk akir dengan
butir, tekstur dan volume yang baik. Sedangkan pada pencampuran tingkat dua,
semua bahan cair dimasukan kedalam mangkok pencampur dan di campur sampai
menghasilkan suatu massa yang homogen/krim. Sisa cairannya kemudian ditambahkan
dan pencampuran dilanjutkan sampai sempurna (Santiwa, 1990).
Pengadukan
adalah salah satu proses langkah tungggal dimana semua bahan di campur
bersama-sama dalam satu campuran tunggal, sekaligus merupakan suatu proses
penyebaran satu komponen ke komponen yang lain. Dalam hal ini pengadukan di lakukan sampai masa adonan mencapai kehalusan
dan kenampakan yang di kehandaki, serta elastisitas yang diperlukan. Pada umumnya pengadukan merupakan salah
satu unit pengolahan pada industri pangan. Namun proses pengadukan merupakan
salah satu proses yang paling sulit dimengerti dan sulit diperhatikan dari pada
pegertian secara diskripsi. Akan tetapi ada beberapa prospek pengadukan yang
dapat di hitung sehingga dapat membantu penyusunan proses pengadukan tersebut.
Secara ideal proses pengadukan dimulai dengan mengelompokan masing-masing
komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu
sama yang lain dalam bentuk komponen-komponen murni. Pada dasarnya apabila
contoh diambil dengan contoh diambil dari tiap-tiap wadah. Proses pengadukan
yang sempurna kemudian dapat di definisikan bahwa besar proporsi masing-masing
komponen dalam campuran adalah sama (Norman, 1988).
Sebelum dibuat makanan jenis
pellet dan crumbles, bahan makanan diaduk terlebih dahulu dengan menggunakan
sekop. Pengadukan ini memerlukan cara tersendiri supaya memperoleh adukan yang
sempurna. Pengadukan terakhir dilakukan secara acak untuk memyempurnakan
pangadukan pertama (Murtidjo, 2001).
Pengadukan bertujuan untuk
menghomogenkan bahan baku pembuatan biogas. Biasanya, pengadukan dilakukan
sebelum bahan tersebut dimasukan kedalam regester dan setelah didalam
diregester. Selain untuk mencampur bahan, pengadukan juga berfungsi untuk
mencegah terjadinya pengendapandidasar degester yang dapat menghambat
pembentukan biogas (Wahyuni, 2011).
Proses pengadukan bahan dapat
dilakukan dengan tangan ataupun mixer roti khusus, biasanya dilakukan selama
15-20 menit. Pengadukan harus dilakukan sampai kalis. Pengadukan yang kalis
membuat protein dalam tepung membentuk gluten (Ismayani, 2008).
C. Metadologi
1. Oven
1.1 Gambar Alat atau Mesin
Gambar 8.1. Alat/Mesin
Oven
Bagian Utama dan
Fungsi
1. Katup
bahan bakar : Mengatur besar kecil
panas yg dibutuhkan
2. Pipa
pemanas : tempat menyalakan
bahan bakar
3. Ruang oven : tempat produk
4. Termometer : mengukur suhu
5. Tabung gas : sumber bahan bakar
1.2 Prinsip kerja
Produk dioven dengan pipa pemanas baik pemanas
bagian atas maupun bagian bawah.
1.3 Mekanisme kerja
Menempatkan produk pada rak yang ada dalam ruang
oven, kemudian buka tutup tabung gas dan nyalakan korek api pada pipa pemanas
bagian atas dan bagian bawah. Mengamati suhu pemanas sesuai yang dikehendaki dengan
mengatur katub bahan bakar.
2. Bahan
a. Singkong
3. Cara
Kerja
D. Hasil
dan Pembahasan
Pengovenan
adalah proses pematangan produk dengan menggunakan panas. Pengovenan
menggunakan sumber pemanas untuk mematangkan produk. Prinsip kerjadari
pengovenan ini adalah produk dioven dengan pipa pemanas sedangkan mekanisme
kerja dari pengovenan ini adalah menempatkan produk pada rak yang ada dalam
ruang oven, kemudian buka tutup tabung gas dan nyalakan korek api pada pipa
pemanas. Dalam proses pengovenan temperatur pemanasan memegang peranan penting
karena dengan temperatur pemanasan dapat diatur cepat lambatnya pengovenan
suatu produk. Dalam pengovenan ini suhu dapat diketahui melalui termometer
sehingga apabila suhu terlalu tinggi tinggal mengatur katup pengeluaran bahan
bakar. Dalam proses
pengovenan suhu yang digunakan rata-rata adalah 800C. Dalam proses pengovenan sebaiknya suhu
yang digunakan jangan terlalu tinggi karena suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan kegosongan produk ataupun kenampakan luar produk matang tetapi
ternyata bagian dalam produk belum matang. Dan juga dalam pengovenan ini jangan
memakai suhu yang terlalu rendah karena suhu yang terlalu rendah menyebabkan
produk tidak cepat matang atau memerlukan waktu yang lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengovenan
adalah suhu yang digunakan, besar kecilnya nyala api, katup, dan cara
pengaturan gas yang masih manual.
E.
Kesimpulan
Kesimpulan dari
praktikum “Pengovenan” ini adalah :
1.
Pengovenan
adalah proses pematangan produk dengan menggunakan panas.
2. Pada prinsipnya pengovenan menggunakan
sumber pemanas untuk mematangkan produk.
3. Prinsip kerjadari pengovenan ini adalah
produk dioven dengan pipa pemanas.
4. Mekanisme kerja dari pengovenan ini adalah
menempatkan produk pada rak yang ada dalam ruang oven, kemudian buka tutup
tabung gas dan nyalakan korek api pada pipa pemanas.
5. Faktor yang berpengaruh dan paling utama
dalam pengovenan adalah temperatur, suhu pengovenan, besar
kecilnya nyala api, katup, dan cara pengaturan gas yang manual.
6. Pada proses pengovenan suhu jangan telalu
tinggi karena dapat menyebabkan gosong dan juga menyebabkan kenampakan produk
dari luar matang tetapi didalamnya masih mentah.
7. Pengaturan besar kecilnya api dalam
pengovenan dilakukan dengan mengatur katup bahan bakar.
8. Suhu dalam pengovenan dapat diketahui
melalui termometer
2. Pengadukan
2.1 Gambar Alat atau Mesin
4
Gambar 8.2 Alat/
Mesin Pengaduk
Bagian Utama
dan Fungsi
1.Loyang :
sebagai tempat produk
2. Saklar
(on/off)
: untuk menghidupkan/mematikan mesin
3. Agigator
: untuk mengecek dan mengaduk produk
4. Tuas
pengunci
: mengunci agar agigator bekerja dengan baik
2.2 Prinsip Kerja
Produk dihaluskan atau diaduk atau
dikocok dengan menggunakan agigator agar dapat tercampur dengan baik.
2.3 Mekanisme Kerja
Produk dimasukkan ke dalam loyang,
kemudian mixer dihidupkan
dengan kecepatan trendah kemudian dengan kecepatan tinggi sehingga produk dapat
tercampur dan mengembang, Setelah produk mengembang mesin dimatikan.
2.
Bahan
a. Singkong
3. Cara Kerja ( saya hapus )
D.
Hasil dan
Pembahasan
Pengadukan
adalah proses mencampur bahan hingga rata. Prinsip kerja dari pengadukan ini adalah produk dihaluskan atau
diaduk dengan agigator agar dapat tercampur dengan baik, agigator dengan kekuatan listrik 4,2 A. Mekanisme kerja dari pengadukan ini adalah bahan dimasukkan ke dalam tempat
adonan, lalu mixer dihidupkan sehingga bahan dapat tercampur dan mengembang.
Setelah terbentuk adonan mixer dimatikan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses pengadukan adalah lama pengadukan, semakin lama pengadukan
maka hasil yang diperoleh saat pengadukan semakin baik. Kecepatan pengadukan
juga berpengaruh terhadap kualitas pengadukan. Untuk memperoleh hasil yang baik
kecepatan saat pengadukan dimulai dengan kecepatan rendah kemudian lama
kelamaan kecepatan ditambah sedikit demi sedikit. Sehingga proses pengadukan
menghasilkan produk yang benar -benar tercampur dengan baik. Ciri bahan yang sudah tercampur dengan
baik yaitu bahan terlihat halus secara merata keseluruhan bahan. Selain itu proses pengadukan juga
dipengaruhi oleh banyaknya produk yang diaduk, semakin banyak produk maka
proses pengadukan memerlukan waktu yang relatif lama begitu juga sebaliknya.
E. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum
”Pengadukan” ini adalah :
1.
Pengadukan
adalah proses mencampur bahan hingga rata.
2. Prinsip kerja dari pengadukan ini adalah produk dihaluskan atau
diaduk dengan agigator agar dapat tercampur dengan baik.
3. Agigator untuk mengaduk berkekuatan 4,2 A.
4. Mekanisme kerja dari pengadukan ini adalah
bahan dimasukkan ke dalam tempat adonan, lalu mixer dihidupkan sehingga bahan
dapat tercampur dan mengembang. Setelah terbentuk adonan mixer dimatikan.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pengadukan adalah lama pengadukan, kecepatan pengadukan dan banyaknya produk
yang diaduk
DAFTAR PUSTAKA
Andjarwati, 2009. Studi Efek Pengadukan Pada Peningkatan
Efisiensi Pengolahan Lindi Dengan Proses Elektrokoagulasi.Teknik Lingkungan. Surabaya.
Arifin, 2009.formulasi edible film ekstrak
daun sirih sebagai antihalitosis. Jakarta.
Fachrudin. 2002. Membuat Aneka Sari Buah. Kansius. Jakarta.
Haryani, 2009. Pengaruh Waktu Pengadukan Terhadap
Kualitas. Jakarta.
Virgin Coconut
Oil (Vco). Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan. Semarang.
Ismayani. 2008. Tip Antigagal Bikin Kue. Surabaya.
Purwantana, 2008. Kajian
Kinerja Mesin Pengaduk Pada Proises Pembuatan Pati Aren. Teknik Pertanian.
Yogyakarta.
Sutomo. 2009. Sukses Wirausaha Roti Favorit. Jakarta.
Widyastuti, 2003.Optimasi Proses Pengeringan Tepung Jamur
Tiram Putih. Volume2 No1 Hal 1-4.
Jakarta.